Friday, September 10, 2010

meLogikakan Cinta (part 2)

Nah, dari semua tulisan di atas, kita balik ke judul :) Melogikakan Cinta. Drtd bicaranya udah cinta, cinta melulu. Bosan kan yee?? Sama :p.

“Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. (Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Oleh Jan Hendrik Rapar. Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8)”

“(Rasional) kata diambil dari bahasa inggris rational yang mempunyai definisi yaitu dapat diterima oleh akal dan pikiran dapat ditalar sesuai dengan kemampuan otak.Hal-hal yang rasional adalah suatu hal yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada. (Wikipedia)”

Ok, berdasarkan definisi di atas yang saya search tidak lebih dr 5 menit (jadi maaf kalau definisinya agak ngaco), mungkin judul yang lebih tepat adalah meRasionalkan Cinta, tapi meLogikakan Cinta lebih enak didenger kalo buat saya, jadi judulnya tetap aja lah ya. hehe.

Cinta itu harusnya ga buat susah. Ga buat waktu kita banyak terkuras buat memikirkan masalah cinta. Ga buat kita jadi lesu dan malas makan. Ga buat kita jadi autis dan malah jalan2 sendiri (meskipun kadang jalan2 sendiri juga diperlukan untuk memikirkan masalah2 lain dengan tenang. Soalnya kadang di sekitar kita terlalu ribut oleh aktivitas orang-orang yang kita kenal. Another curcol :p Makanya mungkin itu yang disebut, sekelilingku ramai, tapi aku merasa sepi, nah, keadaan ini yang ingin g cari saat ini. Sepi dan tenang. Berpikir dan bekerja dengan damai. Membuat keputusan dengan damai. Untung ada prasarana pembantu seperti canal earphone, yang terbukti cukup ampuh memblokir suara-suara dr luar, dan iTunes ™ :p)

How to control ourself.. how to manage our feeling. With me just saying, "STOP being selfish!", it won't help anything. There're some ways that I find helpful for me.. by writing this note is also one way for me to express my feeling, to sort-out my feeling, and to become my own evaluation. By writing this note and constantly read it, I hope it will remind me of my decision, for the sake of an ideal state (or at least what I thought is ideal for the present condition, the present state). I'm sure that maybe some of people attached to my decision (orang kedua, ketiga, keempat, kelima, dst) will be disappointed in some way, but I'm also write this note to give you courage to make the right decision for yourself. To let the time solved my problem makes me looks like an irresponsible person (jadi ingat ada masalah lama juga yang belum selesai. ahh... philio, philio. hehe).

Just try to find a way to express you feeling, to let it all out (scream out loud, throw the rocks, kick the ball, bang the keyboard, go shopping, etc. --> Do your FAVORITE things), and then think... Think carefully, use your mind, listen to your sense.. Take the time for yourself and you may ignore the other for a day (just a short time for yourself while the rest already spent with others). Kalau saya sih.. ngerasanya ga tenang selama masih ada masalah yang mengganjal seperti ini, selain karena sudah tidak ideal, mau ngapa-ngapain juga jadi ga konsen :).

Solusi kedua, yang entah guna atau enggak, tapi biasanya sih lumayan buat meringankan beban dalam hati, yaitu dengan cerita sama org lain. Yahh.. minta sudut pandang lain lah. Kadang guna, soalnya kadang solusi yang dkasih org lain bisa lebih ideal drpd solusi kita (tentunya kalo kita cerita sama org yg lebih berpengalaman n terkenal bisa berpikir rasional juga :p). Kadang ga guna, ini biasanya kalo kita cerita sama temen sebaya kita yang sebenernya ga terallu peduli sama kita n yah cuma jadi tong sampah sepintas lalu aja :p. Atau ga kadang ga guna soalnya ternyata solusi kita lebih rasional n lebih cocok daripada solusi-solusi yang diobral sama orang-orang itu (kaya orang sakit kanker, dikasih saran miunum obat herbal ini itu padahal solusinya mungkin ada di dalam emosi kita dan tentunya pola makan. *yg ini bener-bener ga nyambung jadi boleh dibaca sepintas lalu aja

Solusi lain lagi... berdoa :) kadang berdoa bener-bener bisa menenangkan pikiran, tapi tentunya cara ini cuma berlaku buat yang non atheis :) Selain itu, bisa juga dengan mencari kualitas-kualitas lain dalam diri orang lain yang bisa membuat pikiran kita teralih. yah, intinya mengalihkan pikiran sih. Kadang tiba-tiba kita bisa menemui kualitas-kualitas baru dalam diri orang lain, entah yang baru kenal, atau yang sudah kenal lama (bener loh, kadang saya juga masih kaget kalo ngobrol sama sahabat atau pasangan. Karena ternyata saya masih belum mengetahui kualitas dirinya yang itu).

Lantas, nah yang ini baru kepikiran, buang segala praduga atau kegeeran2 Anda (yang ini buat sahabat baik saya berinisial V :p). Kadang sebenarnya mereka hanya mengagumi kualitas-kualitas Anda tanpa ada maksud untuk menjalin hubungan dengan Anda. Karena untuk menjalin sebuh hubungan, yang diperhatikan tidak cuma kualitas, tapi juga kedewasaan emosi seseorang, latar belakang keluarga, etc. Uppsss.. saya mulai rancu. Jangan-jangan semua yang saya sebutkan ini juga kualitas? Sepertinya begitu. Yasudahlah, tidak penting. toh note ini tidak akan mempengaruhi hidup Anda sebanyak dia mempengaruhi hidup saya. Apabila Anda meraa bahwa note ini ditujukan untuk Anda, maka Anda tidak sepenuhnya salah (ya memang sedikit banyak untuk disharekan buat kalian semua :p), tapi sebenarnya note ini lebih sebagai sarana pelampiasan emosi saya yang sedang tidak karuan. Note ini saya tujukan untuk masa depan saya :)

Ok.. pikiran saya tampaknya sudah mulai kemana-mana dan apa yang saya tulis ini mulai terasa palsu. haha
Jadi sebaiknya saya sudahi saja sampai di sini.
Kalau ada kata-kata yang kurang berkenan silahkan beritahu saya dan kalau ada sudut pandang-sudut pandang lain silahkan disampaikan juga.
I would love to hear your thoughts! :)

Salam, Tania.
(2010.09.10 12.48 PM GMT+7)

meLogikakan Cinta (part 1)

(2010.09.10 around 10 AM GMT+7)
Melogikakan Cinta


Pertama-tama, mohon maaf atas tulisan saya yg tidak berbobot ini :)


Yap, judulnya aja tentang Cinta. Si kata dengan 5 huruf itu, C-I-N-T-A. Kata yg bisa membuat orang jungkir balik, lari-lari saking kesenengannya ato bahkan sampe hampir mau bunuh diri saking sedihnya. Baru aja sih tadi terpikir pas di kamar mandi sambil sikat gigi :p, love should not complicate your life. It should makes you smile and feel extraordinary. (I use the word ‘should’ which means that the things that I wrote were all based on my idealism. And one thing that I learn is that; don't ever mess with other people idealism. Since you can't change that, you can only give another point of view to that people.) Today I woke up with such an unpleasant morning and it is annoying. Since I already plan this day to write my thesis and somehow I read a text message that ruined my mood for this day.


Until now, I believe that love should be something that would bring happiness and peace. Philio. But then why, in the reality it brings not just happiness but also sorrow?
Haha... Duhh. jadi inget pas waktu tingkat-tingkat sarjana awal dulu juga pernah mikir begini :)


Hmm.... Mungkin itu yang terjadi kalo cinta yang lo katakan itu bukan "pure love" sebenernya. Coz I'm sure, that pure love won't give you any burden. It won't burden anyone! Cinta yang murni itu tidak egois dan tidak meminta balasan (for example: the love from our parents). Cinta ada untuk diberikan dengan gratis dan kalau org itu tidak mau terima, yasudah.. tetaplah cintai dia sampai cinta itu habis. Toh meskipun cintamu itu tidak bersambut (entah karena memang dianya ga mau atau karena kondisi yg tidak memungkinkan) tapi kan pada dasarnya yang kita cintai dr orang itu adalah kualitas dirinya. Nilai-nilai yang ada dalam dirinya itulah yang membuat kita jatuh cinta :) Hal ini pula yang memungkinkan kita mencintai lebih dari satu orang tertentu (one specified people. Nyelimur donk. Ntah kenapa g sering menggunakan kata ini, ‘specified’. ‘An exact, specified condition.’ Ok, ini bisa menjadi topik lain untuk dibahas di note berikutnya mungkin. Entah kapan :p ).


Okay, mungkin ini juga yang menyebabkan g pengen single dulu sebenernya untuk saat ini. And I know that this is an unwise statement to say when you're in a relationship and your couple might read this and start asking many things and maybe finally break up with you though you don't want it (another curcol :p). Jadi, kenapa g mau single dulu, mungkin sebenarnya karena g pengen mencintai sebanyak mungkin orang. I love their quality but I don't want to be in a relationship until the right time. Karena pada umumnya, ketika kita terlibat dalam sebuah hubungan, pasangan (dan saya sendiri juga, biasanya :p) akan menuntut sebuah cinta yg tunggal. Egois. Manusia itu pada dasarnya egois (lagi-lagi menurut saya loh ya). Dan ketika kita mencintai kualitas yg ada pada diri org lain biasanya pasangan tidak bisa menerimanya. Tapi yah.. kalau kita memang dari awal sudah terlanjur menjalin komitmen, mungkin tantangan yang paling penting adalah bagaimana caranya agar:
  1. Menjadi pasangan yang berpikiran terbuka dan mengurangi sikap keegoisan kita. Terima saja kalau memang ada orang lain yang mempunyai kualitas yang lebih baik drpd kita, toh memang setiap itu punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda :) Jadi ya jangan marah-marah lagi kalau pasangan asik ngobrol dengan lawan jenis yang memang memiliki kualitas yg dikagumi pasangan. (Poin ini terutama menjadi evaluasi buat diri saya sendiri karena selama ini pun saya cencerung egois.)
  2. Menjaga komitmen yang sudah ada. Bagaimanapun menariknya kualitas yang terdapat pada diri orang lain itu, tetap, jangan lupa bahwa kamu punya komitmen. Dengan umur di atas 20 tahun seperti sekarang ini rasaya kita harusnya sudah lebih dewasa dan sudah tidak bermain-main lagi dengan yang namanya komitmen. Meskipun pada awalnya komitmen itu dibuat dengan kasadaran yg belum sepenuhnya akan tanggung jawab (hak dan kewajiban) yang terikut bersama dengan komitmen itu, tapi dengan kedewasaan pemikiran kita sekarang harusnya komitmen itu lebih mudah dijalani. Ketertarikan dan kekaguman itu hukum alam. Mau dibagaimanakan lagi, wong namanya suka. Yang kita sukai itu kualitas. Sama seperti membeli barang, beli barang bagus, bulan depan ketemu barang yang beda tapi kualitasnya juga bagus ya dibeli lagi. Tapi kan bukan brarti ketemu yg baru, lantas yang lama dilupakan. Ya itu namanya komitmen, setia, op een persoon. Walaupun rasanya pembicaraan seperti takkan pernah habis dengan si orang berkualitas itu, tapi kan pasangan kita juga bukannya tanpa kualitas. Hanya karena kita sudah kenal lebih lama saja makanya seperti tidak ada yg baru. Berikanlah waktu-waktu terbaikmu untuk pasanganmu. Kecuali kalau kamu memang sudah hilang rasa ya sudahi saja, daripada makan ati buat dua-duanya (ya masak tiga, taniaaa... )
..... (continued on 'meLogikakan Cinta (part 2) )
UA-54344230-1