Friday, September 10, 2010

meLogikakan Cinta (part 1)

(2010.09.10 around 10 AM GMT+7)
Melogikakan Cinta


Pertama-tama, mohon maaf atas tulisan saya yg tidak berbobot ini :)


Yap, judulnya aja tentang Cinta. Si kata dengan 5 huruf itu, C-I-N-T-A. Kata yg bisa membuat orang jungkir balik, lari-lari saking kesenengannya ato bahkan sampe hampir mau bunuh diri saking sedihnya. Baru aja sih tadi terpikir pas di kamar mandi sambil sikat gigi :p, love should not complicate your life. It should makes you smile and feel extraordinary. (I use the word ‘should’ which means that the things that I wrote were all based on my idealism. And one thing that I learn is that; don't ever mess with other people idealism. Since you can't change that, you can only give another point of view to that people.) Today I woke up with such an unpleasant morning and it is annoying. Since I already plan this day to write my thesis and somehow I read a text message that ruined my mood for this day.


Until now, I believe that love should be something that would bring happiness and peace. Philio. But then why, in the reality it brings not just happiness but also sorrow?
Haha... Duhh. jadi inget pas waktu tingkat-tingkat sarjana awal dulu juga pernah mikir begini :)


Hmm.... Mungkin itu yang terjadi kalo cinta yang lo katakan itu bukan "pure love" sebenernya. Coz I'm sure, that pure love won't give you any burden. It won't burden anyone! Cinta yang murni itu tidak egois dan tidak meminta balasan (for example: the love from our parents). Cinta ada untuk diberikan dengan gratis dan kalau org itu tidak mau terima, yasudah.. tetaplah cintai dia sampai cinta itu habis. Toh meskipun cintamu itu tidak bersambut (entah karena memang dianya ga mau atau karena kondisi yg tidak memungkinkan) tapi kan pada dasarnya yang kita cintai dr orang itu adalah kualitas dirinya. Nilai-nilai yang ada dalam dirinya itulah yang membuat kita jatuh cinta :) Hal ini pula yang memungkinkan kita mencintai lebih dari satu orang tertentu (one specified people. Nyelimur donk. Ntah kenapa g sering menggunakan kata ini, ‘specified’. ‘An exact, specified condition.’ Ok, ini bisa menjadi topik lain untuk dibahas di note berikutnya mungkin. Entah kapan :p ).


Okay, mungkin ini juga yang menyebabkan g pengen single dulu sebenernya untuk saat ini. And I know that this is an unwise statement to say when you're in a relationship and your couple might read this and start asking many things and maybe finally break up with you though you don't want it (another curcol :p). Jadi, kenapa g mau single dulu, mungkin sebenarnya karena g pengen mencintai sebanyak mungkin orang. I love their quality but I don't want to be in a relationship until the right time. Karena pada umumnya, ketika kita terlibat dalam sebuah hubungan, pasangan (dan saya sendiri juga, biasanya :p) akan menuntut sebuah cinta yg tunggal. Egois. Manusia itu pada dasarnya egois (lagi-lagi menurut saya loh ya). Dan ketika kita mencintai kualitas yg ada pada diri org lain biasanya pasangan tidak bisa menerimanya. Tapi yah.. kalau kita memang dari awal sudah terlanjur menjalin komitmen, mungkin tantangan yang paling penting adalah bagaimana caranya agar:
  1. Menjadi pasangan yang berpikiran terbuka dan mengurangi sikap keegoisan kita. Terima saja kalau memang ada orang lain yang mempunyai kualitas yang lebih baik drpd kita, toh memang setiap itu punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda :) Jadi ya jangan marah-marah lagi kalau pasangan asik ngobrol dengan lawan jenis yang memang memiliki kualitas yg dikagumi pasangan. (Poin ini terutama menjadi evaluasi buat diri saya sendiri karena selama ini pun saya cencerung egois.)
  2. Menjaga komitmen yang sudah ada. Bagaimanapun menariknya kualitas yang terdapat pada diri orang lain itu, tetap, jangan lupa bahwa kamu punya komitmen. Dengan umur di atas 20 tahun seperti sekarang ini rasaya kita harusnya sudah lebih dewasa dan sudah tidak bermain-main lagi dengan yang namanya komitmen. Meskipun pada awalnya komitmen itu dibuat dengan kasadaran yg belum sepenuhnya akan tanggung jawab (hak dan kewajiban) yang terikut bersama dengan komitmen itu, tapi dengan kedewasaan pemikiran kita sekarang harusnya komitmen itu lebih mudah dijalani. Ketertarikan dan kekaguman itu hukum alam. Mau dibagaimanakan lagi, wong namanya suka. Yang kita sukai itu kualitas. Sama seperti membeli barang, beli barang bagus, bulan depan ketemu barang yang beda tapi kualitasnya juga bagus ya dibeli lagi. Tapi kan bukan brarti ketemu yg baru, lantas yang lama dilupakan. Ya itu namanya komitmen, setia, op een persoon. Walaupun rasanya pembicaraan seperti takkan pernah habis dengan si orang berkualitas itu, tapi kan pasangan kita juga bukannya tanpa kualitas. Hanya karena kita sudah kenal lebih lama saja makanya seperti tidak ada yg baru. Berikanlah waktu-waktu terbaikmu untuk pasanganmu. Kecuali kalau kamu memang sudah hilang rasa ya sudahi saja, daripada makan ati buat dua-duanya (ya masak tiga, taniaaa... )
..... (continued on 'meLogikakan Cinta (part 2) )

1 comment:

  1. Ada yang kritik :)

    Bener kritikannya.. haha
    Memang note ini punya banyak celah. dan rasa2nya benar bahwa saya cuma meninjau dr satu sisi saja.
    Yang bisa menjadikan kita dekat dengan seseorang itu bukan cuma kualitas pribadi saja.
    Masih banyak hal lain. Kesamaan hobi, tempat tinggal, dll misalnya.
    Belum tentu org yg tidak dekat dg kita lantas tidak memiliki kualitas yg kita suka.
    Ya sih..
    Ok. Memang kualitas itu cuma sebagian saja. :)

    ReplyDelete

UA-54344230-1